Tata Letak dan Flow Ruang Keluarga

Living room is the heart of the house. Istilah tersebut mengandung arti bahwa ruang ini memiliki kedudukan vital di dalam rumah, sehingga, sebaiknya, ruangan ini dapat dicapai dengan mudah. Mengaksesnya mudah karena berada di tengah-tengah.

 

Apabila pemilik rumah ingin ruang keluarga seperti itu, zoning harus dirancang terlebih dahulu. Desain rumah, termasuk posisi pintu, jendela, dan dinding, berhubungan erat dengan zoning agar akses ruang dapat dicapai dengan mudah.

 

Secara sederhana, untuk rumah yang tidak begitu besar, ruang ini mengambil posisi di tengah-tengah ruang-ruang lain. Dapat kita bayangkan, orangtua dapat secara langsung mengawasi kegiatan anak-anak mereka yang masih kecil. Para penghuni rumah juga dengan mudah keluar atau turun (dari lantai atas) dari kamar pribadi ke ruang keluarga. Akan lebih baik jika posisinya berdekatan dengan pantry atau dapur, sehingga aktivitas makan dan minum dapat dilakukan dengan mudah.

 

Hal lainnya, perangkat elektronik sebaiknya juga ditempatkan di ruang keluarga, bukan di ruang lain, sehingga TV sebagai sarana entertainment dapat dinikmati di satu tempat. Akan terbentuk satu kondisi seluruh keluarga akan berkumpul di ruang yang sama untuk bersantai.

 

Pola aktivitas keluarga sangat berpengaruh terhadap zoning yang akan dirancang. Olahan lebih kepada bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang nyaman. Setiap anggota keluarga dapat rileks ditemani oleh perangkat santai favoritnya.

 

Zona santai pada living room dirancang dalam satu bentukan ruang. Pada umumnya bersifat semiprivat, dimana anggota keluarga berkumpul, sambil mengobrol, bermain, dan menonton TV. Pencahayaan, pemilihan furnitur, dan warna sangat berpengaruh terhadap atmosfer ruang yang akan tercipta.

 

Flow Sirkulasi

 

Flow sirkulasi ruang keluarga dapat dirancang dengan memperhatikan dari mana ruang ini akan diakses. Dimulai dari pintu masuk, lalu ruang tamu, kemudian menuju ruang keluarga. Selain dekat dengan area pantry, ruang keluarga juga sebaiknya berdekatan dengan ruang tidur, taman, dan tangga menuju lantai atas.

 

Ketika posisi ruang keluarga telah ditentukan, pergerakan di ruang tersebut baru bisa diatur. Akan lebih mudah pengaturan sirkulasinya apabila ruang ini berada pada posisi sudut. Namun pada umumnya ruang ini berada di tengah, sehingga penataan furnitur yang ada di dalamnya juga memainkan peran penting.

 

Area duduk seperti sofa atau hamparan karpet adalah furnitur wajib di ruang keluarga. Tambahannya bisa berupa perangkat meja dan kabinet TV. Sesuai kebutuhan, ruang keluarga sebaiknya juga fleksibel untuk digunakan sebagai tempat bermacam aktivitas. Mainan anak-anak, komputer, atau piano dapat ditambahkan di ruangan tersebut.

 

Tata Letak

 

Ruang keluarga dapat lebih maksimal penggunaannya jika didukung oleh tata letak yang nyaman sekaligus fungsional. Salah satu caranya dengan memberi kemungkinan penataan itu dapat diubah secara berkala. Hal ini akan menciptakan suasana baru dan mengurangi kemungkinan ruangan tersebut tampil jenuh.

 

Berpikirlah untuk tidak mengikuti “aturan baku” di mana sofa diletakkan di belakang jendela, atau memperlakukan tembok pembatas ruang hanya sebagai tempat meletakkan rak TV. Peletakan furnitur secara diagonal, di sebuah sudut ruang yang menyiku, misalnya, akan membuat tampilan ruang lebih dinamis. Demikian pula dengan peletakan sofa di belakang dinding, sementara meja TV di dekat jendela. Memang akan timbul masalah, seperti sinar matahari yang mengganggu pandangan ke pesawat TV. Namun hal ini tetap bisa diatasi, misalnya dengan pemasangan tirai yang fleksibel.

 

Demikian pula dengan pola peletakan furnitur. Umum digunakan orang prinsip penataan yang memusat, yaitu meja kopi berada di tengah, lalu sofa dalam berbagai ukuran mengelilinginya. Jika ruang keluarga Anda juga akan digunakan sebagai area bermain anak, tata letak semacam itu mungkin akan menganggu sirkulasi gerak anak. Kita dapat menggunakan pola meja di tengah, sementara sofa panjang merapat ke dinding. Memang terdapat jarak yang agak jauh dengan meja, tetapi akan lebih fungsional sebagai tempat aktivitas. Apalagi jika lantai juga ditutup karpet yang halus, sehingga nyaman untuk duduk di lantai.

Posted by on Jul 3rd, 2011 and filed under Tips. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response by filling following comment form or trackback to this entry from your site

Leave a Reply

Refresh Image
*