Dua Tahun RSUD Bendan Berkiprah

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Pekalongan yang terletak di Bendan sudah 2 (dua) tahun berkiprah, setelah diresmikan 21 Mei 2009 oleh Wakil Presiden yang saat itu masih dijabat H.M Jusuf Kalla. Banyak prestasi yang sudah dicapai RSUD Bendan, meski tak sedikit pula kualitas layanan yang perlu ditingkatkan.

 

Sudah puluhan tahun warga Kota Pekalongan merindukan kehadiran RSUD milik sendiri. Sebab selama ini bila ada warganya yang sakit, terpaksa harus dirujuk ke RSUD Keraton, milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

Itu sebabnya ketika Walikota Pekalongan dijabat seorang dokter, yaitu dr. HM Basyir Ahmad, pemikiran mendirikan RSUD semakin kuat. Termasuk keberanian menggelontorkan anggaran pembangunannya yang mencapai Rp 56 milyar lebih. Meski pola pembiayaannya multilayers selama tiga tahun (2007, 2008, dan 2009), anggaran itu terbilang gede.

Tapi dengan diresmikannya RSUD Bendan yang megah berlantai 4, dengan 150 tempat tidur (TT), didukung fasilitas lengkap, tentu ada kebanggaan tersendiri bagi warga Kota Pekalongan.

Karena disadari, peran RSUD sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat, utamanya keluarga miskin melalui program Jaminan Sosial Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jamkesda.

“Kami sangat berterimakasih kepada masyarakat Kota Pekalongan serta Pantura dan sekitarnya yang telah mempercayai RSUD Bendan. Hal itu terlihat dari data kunjungan yang terus meningkat,” kata Direktur RSUD Bendan, dr. Bambang Prasetijo, M.Kes.

Selain memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, tentu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini diharapkan bisa berkontribusi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

 

JANTUNG DAN MATA

JADI LAYANAN UNGGULAN

Kini RSUD Bendan telah menjadi rujukan untuk empat spesialistik yakni pelayanan penyakit bedah, penyakit dalam, anak dan obsgyn (kandungan).

“Di sekitar Pantura sudah banyak Rumah Sakit. Baik milik pemerintah maupun milik swasta. Tentu setiap RS harus memiliki spesialistik unggulan. Dan kami menjadikan RSUD Bendan ini sebagai unggulan pada layanan jantung dan mata,” kata suami dari Dra. Titiek Indrastuti S.

Pendapat mantan Kepala Puskesmas Kusuma Bangsa dan Kepala Puskesmas Noyontaan memang tidak berlebihan. Sebab di Pekalongan memang sudah lebih dulu hadir RSUD Keraton milik Pemkab Pekalongan dengan kapasitas 226 TT, RSI Siti Khotijah 100 TT, RSU Budi Rahayu 80 TT dan RSU Bhakti Waluyo 75 TT sehingga harus ‘berbagi kue’. Tetapi dengan adanya layanan unggulan, bisa menarik pasien dari luar daerah.

 

TINGKATKAN LAYANAN

Alumni FK UNS Surakarta dan S-2 UGM Yogyakarta ini juga sadar, selain layanan unggulan dan kelengkapan sarana medis, yang terpenting adalah kualitas sumber daya manusia (SDM). Itu sebabnya, pembinaan SDM mulai dari garda terdepan seperti cleaning service, penjaga parkir, Satpam, bagian adiministrasi dan seluruh awak medis harus selalu menjaga kualitas layanan.

“Dalam setiap briefing, kami selalu mengingatkan seluruh SDM, tidak cukup sekedar memberi 3 S (sapa, senyum dan salam). Tetapi harus ditambah dengan tindakan nyata. Misalnya, ketika pasien datang, utamanya yang sedang gawat darurat, tidak cukup hanya disapa sambil senyum. Satpam atau siapa pun petugas RSUD Bendan yang melihat harus mengambil tindakan cepat, misalnya mengambil tempat tidur dorong,” kata ayah dari Cynthia Rizky dan Dhania Rizky.

Demikian juga di bidang manajemen harus memiliki kemampuan pengelolaan dan pengendalian yang bagus, termasuk penguasaan teknologi informasi (TI) yang baik. Sehingga pelayanan bisa cepat dan tidak berbelit-belit agar pasien atau keluarga pasien tidak kapok.

‘Bisnis’ rumah sakit adalah bisnis kepercayaan. Iklan terbaik adalah getok tular, alias informasi dari mulut ke mulut. Bila pasien atau keluarga pasien merasa mendapat pelayanan yang baik, informasi itu akan disampaikan kepada tetangga dan sanak saudaranya. Demikian sebaliknya bila pelayanan dianggap mengecewakan akan cepat menyebar dari mulut ke mulut.

Menanggapi pertanyaan apakah dengan tingginya apresiasi masyarakat, sudah pernah ada pasien yang terpaksa dipulangkan karena ruang perawatan penuh? dr. Bambang mengaku belum pernah. “Termasuk untuk pasien kelas III atau kelurga golongan kurang mampu. Kami ingat betul pesan Wakil Presiden Bapak HM Jusuf Kalla saat peresmian. Beliau mengingatkan, RSUD Bendan tidak boleh menolak pasien keluarga miskin,” katanya.

 

Menyambut bulan Ramadhan dan mudik lebaran Agustus mendatang, RSUD Bendan yang memang berada di jalur pantura telah meningkatkan kesiagaan. “Tim medis kita sudah cukup berpengalaman menghadapi masa-masa mudik. Kasus yang menonjol biasanya korban kecelakaan lalu lintas sehingga stok darah harus cukup dan kesiagaan dokter ahli bedah juga ditingkatkan. Bahkan untuk memudahkan masyarakat bertransaksi, Bank Jateng telah membuka kantor kas di RSUD Bendan. Dengan adanya kantor kas Bank Jateng di RSUD Bendan, diharapkan masyarakat yang akan melakukan pembayaran lebih gampang,” katanya mengakhiri.

Sumar Edhie

Posted by on Jul 4th, 2011 and filed under Jawa Tengah. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response by filling following comment form or trackback to this entry from your site

Leave a Reply

CAPTCHA Image
Refresh Image
*