Bank Jateng Di Tengah Persaingan & Tantangan

Kinerja keuangan Bank Jateng terus menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sampai dengan akhir September 2011, total asset mencapai Rp 21,49 triliun atau tumbuh 14,86% dari posisi akhir tahun 2010 sebesar Rp 18,71 triliun

Dana masyarakat yang dihimpun mencapai Rp 18,82 triliun atau meningkat 18,28% dari posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 15,91triliun. Laba usaha sampai dengan akhir September 2011 tercatat Rp 448,89 miliar atau 110,38% dari target
Rp 406,67 miliar.
Sementara jumlah kredit, termasuk pembiayaan Syariah yang disalurkan telah mencapai      Rp 13,65 triliun atau tumbuh sebesar 10,53% dari posisi akhir tahun lalu. Dari jumlah kredit tersebut, yang tergolong kredit bermasalah (NPL/Nonperforming Loan) relatif kecil yaitu hanya sebesar 1,15%, atau masih jauh dibawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%.
“Perkembangan kinerja keuangan yang baik tersebut, menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi di Bank Jateng Syariah, sebagaimana pemberitaan media massa akhir-akhir ini, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Bank Jateng secara keseluruhan,” kata Dirut Bank Jateng, Drs. Hariyono, MM saat ditemui LIFESTYLE di ruang kerjanya, Selasa (11/10) yang lalu.
Namun demikian,, tidak berarti jajaran manajemen sudah puas. Banyak program kerja strategis yang sedang canangkan. Misalnya, meningkatkan komposisi dana-dana masyarakat untuk mengurangi ketergantungan dana Pemerintah Daerah (Pemda). Sampai dengan akhir September 2011 ini komposisi dana diluar Pemda telah mencapai Rp 6,77 triliun atau 35,98% dari total DPK sebesar Rp 18,82 triliun. Untuk meningkatkan komposisi dana diluar Pemda tersebut, maka Bank Jateng telah melakukan strategi bauran pemasaran (marketing mix), berupa pengembangan produk baru, penyelenggaraan kegiatan promosi, perluasan jaringan kantor, perbaikan kualitas pelayanan.
Produk baru yang dikembangkan, antara lain Tabung Haji Bank Jateng Syariah yang telah terkoneksi dengan SISKOHAT Kementrian Agama, sehingga akan memudahkan nasabah untuk segera mendapatkan porsi haji setelah saldo tabungannya di Bank Jateng mencapai jumlah tertentu yang ditetapkan Pemerintah.
“Di bidang jasa layanan, kami juga telah meningkatkan status sebagai agen untuk jasa layanan transfer Western Union, dan pengembangan Kartu PNS Elektronik. Kita juga sedang dalam proses pengembangan untuk layanan PBB & BpHTB, dan layanan PPOB untuk pembayaran listrik, telepon, dan air, secara lebih terintegrasi, baik melalui mobil keliling maupun kerjasama dengan vendor lain,” kata Hariyono.
Sedangkan untuk memperluas jaringan, Bank Jateng sangat agresif  mengembangkan jaringan kantor dan layanan di lokasi-lokasi strategis di Jawa Tengah. “Targetnya pada akhir tahun 2014, jaringan kantor Bank Jateng telah ada disetiap Kecamatan” tegasnya. Tidak berhenti disitu, pengembangan jaringan layanan melalui ATM juga semakin meningkat. Kini Bank Jateng telah memiliki jaringan layanan sebanyak 113 ATM milik sendiri.  Tidak hanya itu, bagi nasabah Bank Jateng yang memiliki kartu ATM BPDCard, disamping dapat melakukan transaksi penarikan tunai di 22.374 mesin ATM PRIMA dan 116.566 merchant berlogo Debit BCA, juga dapat diakses pada 32.426 mesin berlogo ATM Bersama. Melalui layanan ATM Bersama, transaksi nasabah Bank Jateng dapat pula diakses hingga di luar negeri, seperti: Malaysia dan Singapura. Sedangkan dengan layanan BPDNet Online, maka nasabah Bank Jateng dapat pula melakukan transaksi di seluruh kantor cabang BPD di seluruh Indonesia.

Tidak “hanya” melayani PNS
Menanggapi anggapan sementara orang bahwa secara umum Bank Daerah lebih dekat kepada PNS daripada sektor riil, mantan Kepala Dana Pensiun Bank Jateng ini mengakui, memang beberapa waktu yang lalu, utamanya saat program rekapitalisasi, fokus utama Bank Jateng adalah recovery. Untuk itu, dalam penyaluran kredit lebih selektif kepada sektor-sektor yang sumber pembayaran angsurannya ielas, aman dan menguntungkan.
Dalam perkembangannya, setelah cukup mapan (settle), Bank Jateng terus mengembangkan pembiayaan pada sektor riil. Hal ini sejalan dengan salah satu fungsi Bank Jateng sebagai agen pembangunan daerah. Kegiatan penyaluran kredit Bank Jateng saat ini lebih diprioritaskan ke arah sektor produktif, khususnya sektor-sektor strategis dan unggulan daerah. Ke depan, Bank Jateng akan terus meningkatkan portofolio pembiayaan pada usaha produktif, yang disalurkan pada UMKM, dan koperasi, serta pemberdayaan masyarakat desa. Untuk itu, terus dikembangkan penyaluran melalui berbagai skim kredit, baik program maupun non program, seperti: Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kredit Ketahanan Pangan & Energi (KKP&E), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS), Kredit Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), dan lain-lain. Sektor penunjang pembangunan yang strategis, berupa pertanian, perdagangan, industri, pendidikan, kesehatan, dan sarana dan prasarana (infrastruktur) pembangunan, akan semakin besar mendapat kucuran kredit Bank Jateng. “Targetnya pada akhir 2014, porsi pembiayaan pada sektor produktif ini minimal mencapai 40% dari total kredit” tegasnya.

Dukung Koperasi dan UKM
Sampai saat ini Bank Jateng sangat concern dengan pengembangan koperasi dan UKM di Jawa Tengah. Disamping memiliki potensi yang besar, koperasi dan UKM juga merupakan sektor penting dalam perekonomian Jawa Tengah. Hal ini sejalan pula dengan gerakan “Bali Ndesa Mbangun Desa” yang digagas Gubernur Jateng H. Bibit Waluyo, khususnya misi nomor 2 yaitu: Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian dengan Sapta Usaha Tani, pemberdayaan UMKM dan industri padat karya.
Untuk itu, Bank Jateng telah memiliki Sentra UMKM yang berfungsi untuk memfasilitasi pengembangan UMKM di Jawa Tengah agar lebih berkembang, baik berupa dukungan permodalan, akses pasar, manajemen dan lain-lain.
Di bidang pengembangan koperasi, sejak beberapa tahun lalu Bank Jateng telah dipercaya untuk menyalurkan dana-dana program (channeling) dari Kementrian Koperasi dan UKM kepada 699 koperasi di Jawa Tengah senilai Rp 94,63 miliar. Disamping itu, juga telah memiliki skim khusus Kredit Koperasi dan KRIDAMAS Koperasi. Atas kepeduliannya terhadap koperasi dan UMKM tersebut, Hariyono menerima Penghargaan Bakti Koperasi dari Presiden RI pada Hari Koperasi bulan Juli lalu.
Sebagai bagian dari entitas bisnis, Bank Jateng juga menyadari bahwa keberhasilan yang dicapai selama ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat. “Karenanya sebagai apresasi atas dukungan masyarakat, kami telah menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial, sebagai bagian penting dari kegiatan perusahaan yang dilaksanakan secara berkesinambungan,” kata ayah dari 3 anak ini.
Sebagai contoh dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Jateng adalah bantuan senilai Rp 3,2 miliar kepada Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) untuk 3 (tiga) lokasi yaitu: Pengolahan lahan tandus menjadi perkebunan dengan lengkeng itoh di Desa Seboro Kab. Kebumen, pembangunan embung untuk perkebunan dengan lengkeng itoh di Tlogopucang Kab. Temanggung dan pembangunan embung untuk perkebunan Durian Lokal Unggulan di Kelurahan Bubakan Kota Semarang.
Pada tahun 2011 ini, jumlah CSR yang disalurkan telah mencapai Rp 5 miliar, dengan sasaran pembiayaan pada sektor pertanian dan saran-sarana penunjangnya.

Bank-nya Orang Jawa Tengah
Seiring dengan kondisi perekonomian yang semakin baik, Bank Jateng lebih optimis lagi dalam pengembangan usaha bank. Untuk meningkatkan perannya sebagai salah satu penggerak perekonomian daerah, maka kegiatan penyaluran kredit akan lebih mengarah ke sektor produktif. Untuk itu, akan lebih ditingkatkan berbagai skim-skim kredit, seperti: Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS) Kredit Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP&E), Kredit Berjangka Ekspor-Impor, dan lain-lain.
Disamping itu, akan diciptakan produk-produk baru di bidang kredit yang memiliki segmen-segmen husus, seperti: kredit pasar, kredit mobil, perumahan dan mikro. Sedangkan di bidang penghimpunan dana, untuk memperkuat struktur dan akses pendanaan, maka kegiatan penghimpunan dana Bank Jateng akan lebih mengarah pada penghimpunan dana-dana masyarakat diluar dana Pemda.
Keragaman produk yang dimiliki juga terus dikembangkan, disamping kualitas layanan yang prima, sehingga loyalitas nasabah terus terpelihara. Jaringan kantor pun semakin diperluas untuk mendekatkan jangkauan (akses) masyarakat terhadap layanan Bank Jateng. “Sebagai banknya orang Jawa Tengah, kita akan memperkuat posisi perusahaan dengan membuka kantor seluas-luasnya di Jawa Tengah. Lebih dari itu, kami iuga merencanakan untuk melakukan ekspansi (penetrasi) usaha di Jakarta dengan penambahan kantor baru di Jakarta Pusat, Jakarta Timur dan Jakarta Barat. Pembukaan kantor ini untuk menambah Kantor Cabang Jakarta Selatan yang telah beroperasi sejak tahun 2010,” terang penerima CEO of The Year 2011 ini. (Advetorial)

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: