Program KB Masih Terkendala Budaya Banyak Anak Banyak Rejeki

Padahal semboyan tersebut tampaknya sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini, sebab jumlah penduduk yang tidak terkendali justru akan menimbulkan persoalan.
“Kita harus berupaya menjaga pertumbuhan penduduk agar kesempatan kerja, cakupan pangan, pendidikan, kesehatan serta kebutuhan lainnya terpenuhi,” kata  Ketua Tim Penggerak PKK Banjarnegara Ny. Anggit Sutedjo pada acara pencanangan kesatuan gerak PKK- Kesehatan tahun 2012 di Pendapa Dipayudha Adigraha.
Program kelestarian lingkungan hidup adalah perkembangan kapasitas pengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup. Lahan yang makin menyempit tak hanya terjadi di sawah, kebun atau ladang tetapi juga pekarangan atau lahan yang langsung berdampingan dengan rumah. Untuk mendukung hal tersebut pelaksanaan pemanfaatan “hatinya” PKK sangat tepat sekali karena dengan berbagai keterbatasan yang di miliki bukan berarti tidak dapat berpartisipasi dalam upaya pengelolaan lingkungan hidup
“Pekarangan yang kita miliki tentu saja dapat memberikan manfaat dan fungsi yang baik bagi perbaikan kondisi lingkungan disekitar kita, selain itu pekarangan juga bisa menambah estetika pemandangan rumah kita menjadi lebih indah dan asri,”  lanjut Anggit.
Lebih lanjut melalui kegiatan kesatuan gerak PKK-KB Kesehatan tahun 2012 tingkat Kabupaten Banjarnegara, diharapkan dapat mendukung terwujudnya kaum perempuan sebagai ujung tombak perubahan agar seluruh anggota keluarga dan masyarakat mampu menjadi motor penggerak, minimal dengan membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungan rumah tangga.
“Saya berpesan agar seluruh warga masyarakat Banjarnegara melakukan 3 R yaitu Reduce atau berhemat dengan mengurangi penggunaan bahan, reuse atau bahan yang bisa merusak lingkungan, dan recyle atau memanfaatkan barang dan mendaur ulangnya,” papat Ny Anggit Sutedjo.
Bupati Banjarnegara  H. Sutedjo Slamet Utomo, SH, M.Hum  menyatakan, angka kematian bayi di Banjarnegara masih cukup tinggi, data tahun 2011 menunjukan bahwa angka kematian bayi 18,78 per seribu kelahiran hidup dan angka kematian ibu (AKI) 74,29 per 100 ribu kelahiran hidup.
“Saya berharap angka tersebut bisa terus diturunkan, Upaya penurunan kematian bayi tidak semata ditujukan terhadap faktor penyebab langsung seperti penyakit saja, faktor sosial ekonomi orang tua juga perlu di perhatikan begitu juga dengan variable lain seperti tingkah laku serta fertilisasi yang meliputi jarak kelahiran,” kata Sutedjo.
Diakuinya, ada hubungan antara kelangsungan hidup anak dengan pengaturan jarak kelahiran, maka ia minta untuk terus mensosialisasikan mengenai manfaat penjarangan kelahiran. “Sosialisasi bisa diprioritaskan kepada pasangan yang akan menikah atau baru menikah, pasangan dengan tingkat paritas rendah ataupun terhadap wanita muda. Langkah ini merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kematian bayi sedini mungkin,” tambah Sutedjo.
Sosialisasi juga perlu dilakukan menyangkut pentingnya jarak kelahiran minimal dua tahun dan pengertian mengenai kualitas hidup anak. Diharapkan dengan memperpanjang jarak kelahiran, maka perawatan dan pembinaan anak akan menjadi lebih lama dan relatif menjadi lebih baik. Sosialisasi dapat dilakukan oleh kader-kader PKK, kader KB, tenaga kesehatan maupun para penyuluh KB. Sehingga dengan upaya tersebut akan berhasil dengan baik jika kerjasama dan koordinasi antar instansi dan masyarakat di wilayah dapat berjalan dengan baik. Pencanangan  kesatuan gerak PKK- Kesehatan diikuti 250 peserta dari SKPD, Camat, TP PKK Kecamatan, Kepala UPT DKK, Kepala UPT Badan KBPP Kabupaten.
“Tujuan pencanangan antara lain  adalah meningkatkan jumlah kelompok dasawisma, kemandirian posyandu, kader yang terampil, meningkatkan jumlah rumah tangga ber PHBS di Banjarnegara serta meningkatkan jumlah peserta KB baru,” kata ketua  panitia penyelenggara Sakinatun Hadi Supeno. Muchlas

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: