Cukup Kalsium, Cegah Osteoporosis

Data Perosi (2006) menyatakan bahwa pre-valensi Osteoporosis pada wanita Indone-sia, terjadi peningkatan dari 23% pada usia 50 hingga 80 tahun, menjadi 53% pada usia 70 hingga 80 tahun. Angka prevalensi ini cukup tinggi dibanding dengan negara lain di Asia.
Berdasarkan data Sistem Informasi http://sphotos-a.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/424508_418744781529101_1942301350_n.jpgRumah Sakit (SIRS) tahun 2010, angka insiden patah tulang paha atas tercatat sekitar 200/100.000 kasus pada wanita dan pria diatas usia 40 tahun diakibatkan Osteoporosis. WHO menunjukkan bahwa 50% patah tulang paha atas ini akan menimbulkan kecacatan seumur hidup dan menyebabkan angka kematian mencapai 30% pada tahun pertama akibat komplikasi imobilisasi. Data ini belum termasuk patah tulang belakang dan lengan bawah serta yang tidak memperoleh perawatan medis di Rumah Sakit.
Osteoporosis ditandai dengan penurunan massa tulang, yakni tulang menjadi tipis, rapuh, dan mudah patah. Sebagian orang yang mengalami osteoporosis tidak menyadarinya dan tidak merasakan sakit (silent disease) dan ketahuan setelah tulang patah.
Penting disadari Osteoporosis dapat menimbulkan beban, tidak hanya bagi penderita juga bagi keluarga. Oleh karena itu pencegahan sejak dini perlu menjadi perhatian.
Pencegahan Osteoporosis dapat dilakukan dengan meningkatkan pe-ngetahuan masyarakat mengenai faktor resiko Osteoporosis. Sementara itu, peningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah Osteoporosis secara dini dapat dilakukan de-ngan memperhatikan pola makan sehat dengan menjaga komposisi protein, kalsium dan vitamin D; melakukan aktifitas; terpapar sinar matahari; tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.

Berikut langkah mudah untuk mencegah osteoporosis  :
Olahraga. Lakukan sekitar lima sampai enam kali dalam seminggu, misalnya berjalan kaki selama 30-60 menit, bersepeda, ataupun berenang. Seseorang yang jarang beraktivitas fisik, lebih mudah mengalami pengeroposan tulang.
Asupan kalsium. Biasanya dapat dipenuhi melalui konsumsi sehari-hari seperti susu, keju, susu kedelai, brokoli, kacang almond dan kacang panjang. Angka kecukupan gizi untuk kalsium adalah 1000-1500 kalori. Apabila konsumsi sehari-hari belum mencukupi, dapat ditambah dengan penggunaan suplemen. Hindari terlalu banyak konsumsi suplemen kalsium, karena dapat memicu terjadinya batu ginjal
Vitamin D. Berperan penting dalam penyerapan kalsium. Vitamin D banyak terdapat pada susu, jus jeruk dan sereal. Selain itu bisa didapatkan juga dari sinar matahari.
Cegah lebih awal. Terutama jika orang tua Anda menderita osteoporosis, Anda harus lebih berhati-hati. Tulang akan terus tumbuh hingga kita berusia tiga puluh, maka diusia tersebut (dua puluh hingga tiga puluh), maksimalkan asupan yang bermanfaat bagi tulang. Ras kulit putih dan Asia, memiliki tulang yang relatif lebih kecil sehingga memperbesar resiko terkena osteoporosis.
Hindari aktivitas fisik berlebihan. Hindari mengangkat barang berat pada penderita yang pasti sudah osteoporosis. Selain itu hindari berbagai hal yang menyebabkan penderita terjatuh seperti lantai licin dan obat-obat yang dapat menyebabkan rasa kantuk.
Kurangi konsumsi garam. Garam dapat meningkatkan pembuangan kalsium melalui keringat dan urine.
Batasi konsumsi kafein. Terutama pada wanita usia lanjut yang sudah menopause.
Berhenti merokok. Merokok dapat menghambat pemulihan tulang yang keropos atau patah dan mengganggu pertumbuhan tulang. Jika Anda berhenti merokok, dengan sendirinya tulang akan kembali menguat dan lebih mudah pulih jika terjadi cedera.
Jangan konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol berlebih dapat mengganggu proses penyerapan kalsium dan mengurangi kadar hormon estrogen yang berperan dalam pembentukan tulang.
Waspadai obat yang Anda konsumsi. Beberapa jenis obat dalam penggunaan jangka panjang, dapat menyebabkan pengeroposan tulang seperti obat-obatan jenis kortikosteroid (obat anti radang). ***

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: