Tiada Hari Tanpa Sambang Wilayah Gandeng Ulama Amankan Pilgub

Sejak dilantik menjadi Kapolres  Tasikmalaya Kabupaten, 14 Desember 2012 lalu, AKBP. H. Wijonarko, SIK, M.Si langsung menggelar serangkaian kegiatan silaturahmi. Seperti mendatangi Muspida plus, yaitu Bupati, DPRD, Dandim, Dan Brigif, Dan Lanud, Kajari dan Ketua Pengadilan Tasikmalaya, kemudian para tokoh masyarakat dan alim ulama di Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya ke Pondok Pesantren Cintawana, Cipasung, Sukamanah, Sukahideung, Suryalaya dan di wilayah Manonjaya serta Ponpes lainnya. Silaturahmi itu juga dalam rangka mengenali wilayah tugas selain ke Polsek-Polsek jajaran.
”Apalagi akan digelar Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat, 24 Februari 2013, maka peran ulama sangat penting. Mereka adalah panutan ummat, sehingga diharapkan dapat berpartisipasi menciptakan suasana daerah yang sejuk dan damai,” ungkap alumnus Akpol 1994 ini.
Mengingat masyarakat sudah terbiasa dengan proses demokrasi, AKBP H. Wijonarko yang sebelumnya menjabat Kasatreskrim Polrestabes Bandung ini optimis, Pilgub Jabar di wilayah Kabupaten Tasikmalaya bisa berjalan aman, lancar dan sukses. ”Beda pilihan itu wajar. Tapi warga harus tetap menjaga persatuan dan keamanan wilayah masing-masing,” pesannya.
Mengenai pengamanan Pilgub Jabar, Kapolres menegaskan bahwa jajarannya siap mengamankan. Pada saat-saat tertentu, seluruh kekuatan dikerahkan untuk melakukan pengamanan. Dan untuk menjamin suksesnya kegiatan tersebut, Kapolres menegaskan perintah Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Drs. Tubagus Anis Angkawijaya kepada seluruh anggota, bahwa anggota Polri harus bersikap netral.
”Kapolda juga telah memberikan petunjuk mengenai adanya lembaga Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang melibatkan instansi terkait. Ada ketentuan yang bisa dilaksanakan melalui Gakkumdu bila terjadi pelanggaran dalam Pilgub,” tegas Kapolres.

Utamakan Pembinaan
Wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kabupaten memang cukup luas. Yaitu meliputi 26 Kecamatan yang masuk ke dalam 20 Polsek. Selama ini situasi Kamtibmas di wilayah Kabupaten Tasikmalaya relatif kondusif dibanding wilayah lain. Namun demi-kian Kapolres tak mau ambil resiko. Sedikit saja potensi gangguan Kamtibmas jika tidak ditangani dengan baik, dapat menimbulkan masalah lebih besar. Apalagi saat ini Kabupaten Tasikmalaya sedang giat-giatnya membangun. Seperti pembangunan komplek perkantoran kabupaten yang mulai ditempati. Dengan kondisi keamanan yang mantap, diharapkan pelaksa-naan pembangunan dapat berjalan dengan baik.
Kondisi geografis Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar terdiri dataran tinggi dan sebagian lainnya merupakan lahan pedesaan. Karena kondisi alamnya itu, maka sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Adapun masyarakat di wilayah bagian selatan yaitu sekitar pantai Samudera Hindia, sebagian berprofesi sebagai nelayan.
Kehidupan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya sangat religius. Hampir seluruh warganya beragama Islam. Banyak pondok pesantren berdiri di Kabupaten Tasikmalaya. Satu di antaranya memiliki santri 6.000-an yaitu Ponpes Cipasung yang didirikan tahun 1960-an oleh KH. Ruchiyat (alm) yang kemudian diteruskan oleh KH. Ilyas Ruchiyat (alm) dan kini dipimpin KH. Bunyamin Ruchiyat dan KH. Ubaidillah. Di Kabupaten Tasikmalaya tercatat hanya ada 3 gereja yaitu di wilayah Kecamatan Cipatujah.
Mengingat potensi sosial kemasyarakatan seperti itu, maka H. Wijonarko lebih menitikberatkan kegiatan pembinaan dalam rangka menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif. ”Angka kriminal di wilayah hukum Polres Tasikmalaya Kabupaten cukup kecil. Dalam sebulan kemarin yang menonjol adalah satu kasus narkotika jenis ganja. Kasus kriminal lainnya didominasi pencurian. Karena itu kami lebih utamakan kegiatan pembinaan,” tandas mantan Kapolsek Metro Tamansari, Jakarta Barat tahun 2009 ini.
Kepada setiap kelompok masya-rakat yang dikunjungi, Kapolres selalu menyampaikan pesan Kamtibmas. Intinya, karena jumlah personil Polres Tasikmalaya terbatas, tak mungkin dapat hadir setiap saat di seluruh wilayah kabupaten yang begitu luas. Pihaknya menyadari, mustahil pula aparat kepolisian dapat mengatasi masalah Kamtibmas sendirian. Untuk itu perlu kerja sama dengan semua pihak.
Ditegaskan pula, kini adalah eranya institusi Polri meniadakan jarak dengan warga masyarakat. Semua lapisan masyarakat harus dirangkul untuk menjadi mitra dalam menciptakan keamanan wilayah dan mencegah terjadinya kejahatan.
”Kami mengharapkan partisipasi seluruh elemen masyarakat, untuk menjaga Kamtibmas wilayah masing-masing. Dengan kata lain, masyarakat harus menjadi polisi bagi dirinya sendiri, bagi keluarga dan lingku-ngannya,” tandas perwira mene-ngah Polri kelahiran Jakarta.
Menjaga Kamtibmas, menurut Kapolres, juga bisa dilakukan dengan cara warga tidak main hakim sendiri. Karena itu, Kapolres selalu wanti-wanti kepada masyarakat untuk menghargai keyakinan orang lain, menjaga toleransi beragama dan tidak mudah tersulut isu SARA. ”Jagalah persaudaraan. Jangan main hakim sendiri! Jika warga main hakim sendiri, justru bisa menjadi tersangka perbuatan kriminal dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Jika mengetahui perbuatan yang menjurus kriminal, segera lapor polisi,” himbaunya.

Implementasi Polmas
Dalam hal ini, Wijonarko juga harus memastikan jajarannya siap mengamankan hajat demokrasi lima tahunan yaitu Pilgub Jawa Barat. Itulah sebabnya, dalam minggu pertama setelah dilantik, Kapolres langsung turun ke seluruh Polsek. Mengingat medannya cukup berat, pemantauan ke Polsek-Polsek memakan waktu seminggu lebih.
”Pemantauan langsung ke Polsek-Polsek ini sangat penting sekaligus perkenalan. Karena tidak hanya jajaran Polsek yang i-ngin mengenal Kapolresnya, tapi kami juga harus mengenal mereka, supaya mengetahui medan tugas seluruh Polsek. Dengan mengetahui situasi wilayah, bisa menjadi masukan dalam pengambilan keputusan,” terang suami AKP. Hj. Rusmiyati Wahyu Lestari ini.
Turun langsung ke Polsek tak hanya dilakukan pada awal masa jabatan, namun akan terus-menerus. Ibaratnya, ”tiada hari tanpa sambang wilayah” dan melakukan pembinaan. Sepanjang tak ada kegiatan di Mapolres, dirinya akan kunjungan ke wilayah. Dan kegiatan itu tak perlu memberitahu terlebih dulu Kapolsek yang wilayahnya akan dikunjungi.
Kunjungan dan pembinaan, menurut Wijonarko, adalah inti dari implementasi program Pemolisian Masyarakat (Polmas). Program Polmas harus tetap berjalan sesuai karakteristik daerah dalam berbagai bentuk kegiatan. Sambang wilayah juga untuk memotivasi para Kapolsek dan anggotanya agar senantiasa siap turun memberikan pelayanan keamanan.
”Kejahatan pasti dapat ditekan, asalkan polisinya mau turun ke wilayah. Keberadaan polisi pasti dicari dan dibutuhkan masyarakat. Dengan polisi sering berada di tengah-tengah warga masyarakat, maka keberadaannya juga akan lebih bermanfaat,” jelas Mantan Kabag Binamitra Polres Metro Bekasi ini.
Kehadiran polisi di tengah-te-          ngah warga antara lain akan diintensifkan melalui pemberdayaan anggota Bhabinkamtibmas. Mereka didorong untuk lebih sering melakukan kunjungan. Program ini diproyeksikan hingga mencapai target 1 Desa 1 Bhabinkamtibmas. Mengingat fasilitas sarana-prasarana di Polsek belum semuanya memadai, maka hak-hak mereka akan diperhatikan secara khusus.
Dalam prakteknya, Bhabinkamtibmas tidak asal melakukan kunjungan. Sebelum bertugas, mereka dibekali pengetahuan dan tata cara teknis kunjungan. Ada buku petunjuk melakukan kunju-ngan yang bisa dipelajari setiap saat. Ada pula buku hasil kunjungan yang harus diisi, sebagai bentuk laporan kagiatan petugas.
”Dalam kunjungan, petugas Bhabinkamtibmas menyampaikan berita-berita program layanan kepolisian. Juga menyerap informasi permasalahan yang dihadapi warga, sekaligus membantu memecahkan masalah tersebut jika ada relevansinya dengan tugas kepolisian,” jelasnya.
Wijonarko juga menggandeng warga merintis pendirian Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat (BKPM) di daerah-daerah. BKPM berfungsi sebagai sarana pertemuan polisi dengan warga. Wujudnya tak harus bangunan megah tembok permanen. Sesuai karakteristik dan kemampuan, gubug pun bisa dimanfaatkan. Bahkan pos ronda juga bisa diaktifkan menjadi BKPM, sekaligus menggalakkan program Siskamling selain itu Kapolres juga melaksanakan kegiatan Jum’at keliling ke masjid-masjid wilayah Tasikmalaya.                        rusno hadi

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: