Berkat Keuletan dan Kerja Keras

PriaFoto kelahiran Nainggolan, 17 Oktober 1974 Sumut yang mempunyai nama lengkap Robinson Nainggolan, SE, yang kini dipercaya menjadi Ketua Kopdit CU HARAPAN KITA BELAWAN, semula tak mengira kalau dirinya bakal menjadi orang nomor satu di jajaran Koperasi Kredit ini.
Tetapi inilah tuntunan dan jalan Tuhan, ketika ia mempunyai rasa penasaran yang mendalam  terhadap koperasi saat itu. Sebab rumornya, hanya modal kepercayaan bisa meminjam, ternyata ia mengalami kesulitan pada saat ia benar-benar butuh.
“Sejak saat itu saya mulai ingin tahu seperti apa Kopdit ini. Saya mulai rajin bertanya dan berdiskusi pada anggota yang lain yang sudah merasakaan manfaatnya, kebetulan saat itu saya sudah menjadi anggota dengan NIK 599.”
Ia pun datang ke tempat pendidikan calon anggota yang diselenggarakan kantor dan di rumah anggota. Itulah yang terus memotivasinya untuk menggeluti koperasi kredit. “Ternyata hasil yang saya tangkap dari pendidikan di Kopdit itu, memang bisa menolong diri sendiri dengan pola merubah paradigma atau cara pandang/pikir.”
Berkat keaktifannya, tahun 2003 ia dipercaya pengurus untuk ikut berpartisipasi mengembangkan keanggotaan dengan melakukan kegiatan pendidikan calon anggota. Tahun 2004 dipercaya menjadi Ketua Kelompok dengan jumlah anggota 60 orang, hingga berkembang menjadi 700 anggota.
“Tahun 2010 saya diminta ikut mendaftar/seleksi tes sebagai calon pengurus. Oleh pantia seleksi dinyatakan lulus, sehingga pada tahun 2011 terpilih menjadi Ketua Pengurus untuk periode 2011-2015,” ujarnya sambil menambahkan bahwa pengalaman di lapangan dari tahun 2003-2011 dijadikan motivasi untuk memerangi rentenir agar berkurang dampaknya.
Namun tentu saja jika bapak dari empat anak yang bernama Monica H Nainggolan, Michael John Apostle Nainggolan, Angelica Meitalica Nainggolan dan Peter Radja Leander Nainggolan ini, bisa mencapai posisi yang sekarang, tak lepas dari perjua-ngan.
Seperti penuturannya, selepas lulus SMA dirinya merantau dari Sidikalang ke Medan untuk kuliah. Namun harus kerja dulu 1 tahun. Setelah terkumpul, barulah bisa kuliah di Universitas Muhammadiyah Medan, sembari bekerja sore harinya.
Kuliah tahun kedua, ia mulai terkendala, hingga uang kuliah nunggak dan tak bisa mengikuti ujian negara. Karena penghasilan tidak cukup untuk kuliah dan biaya hidup, Juni 1996 ia termotivasi masuk menjadi anggota Kopdit CU Harapan Kita dengan harapan mendapat kemudahan untuk pinjam modal, sebagai modal usaha jika kuliahnya gagal.
“Sejak itulah saya mulai ingin tahu seperti apa sebenarnya Kopdit ini. Karena kegigihan, ulet dan kerja keras inilah, sehingga bisa kuliah kembali sampai lulus sarjana, juga bisa menjadi seperti sekarang,” pungkasnya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.