Profesionalisme Mendongkrak Kemajuan

Setiap pimpinan/ke-tua, mempunyai kiat tersendiri untuk membuat sebuah perubahan dan kemajuan. Seperti kiat yang digunakan oleh Ketua KPRI Handayani Unnes Walid, SPd, MSi ini. Meskipun bisa dibilang sibuk dengan padatnya tugas dan pekerjaan yang diembannya, baik sebagai  dosen, Ketua Kominfo dan Jaringan Usaha Koperasi di Dekopinda. Tetapi karena merasa jabatan itu adalah amanah, ia bisa menjalankannya dengan baik dan terbukti maju pesat.
“Bulan Februari tahun 2012, saya diangkat menjadi Ketua KPRI Handayani Unnes, sebelumnya selama empat tahun saya menjadi pengawas. Selain itu menjadi Ketua Kominfo dan Jaringan Usaha Koperasi di Dekopinda Semarang. Saya juga masih mengajar di MIPA bahkan kemarin sempat mengajar di UGM selama 1 tahun dan sekarang masih studi S3 di UGM jurusan Statistika.”
“Jadinya ya lumayan sibuk dan padat. Tapi itu sebuah konsekuensi yang logis. Karena itu harus bisa memanage waktu sebaik-baiknya. Seperti mengatur waktu kapan saya harus ke Jogja, kapan harus ke Dekopinda dan kapan harus ngajar di jurusan. Tetapi memaknai bahwa jabatan ini adalah  amanah, sehingga kopersi inilah yang saya utamakan. Jadi disinilah saya ‘mangkal’ tiap hari. Kalau ada mahasiswa yang minta bimbingan, ya datangnya kesini,” kata Walid SPd, MSi yang sempat mengajar di Fakultas Biologi kemudian diFakultas Geografi UGM.
Bersama sekitar 38 karyawan dan 5 manager KPRI Handayani ini, ia terusmendorong bagaimana koperasi ini bisa maju, dengan bekerja keras.
“Bicara tentang kiat keberhasilam usaha, yang pertama; saya memandang karyawan sebagai salah satu aset. Dengan begitu kita bisa mendongkrak kemajuan yang ada di unit masing-masing,  karena adanya dorongan kinerja karyawan yang profesional. Diawali dengan disiplin masuk kerja. Seperti semenjak saya dipercaya menjadi jadi ketua, masuk kerja dimulai jam 07.30 WIB dan ada apel pagi.”
Sebelumnya memang belum ada apel pagi. Dengan menggunakan bantuan alat print absensi, semua lebih tertib dan tepat waktu. Masuk jam 07.30 kemudian apel. “Kalau dulu, setengah sembilan saja masih ada yang  leyeh-leyeh. Kita juga barengi dengan adanya uang makan. Tapi konsekuensinya, terlambat satu menit, uang makan hangus.”
Ia bersyukur, saat ini kinerja  karyawan luar biasa. Ia juga menginstruksikan pengurus untuk hadir setiap hari. Agar ada keterlibatan de-ngan managemen di masing-masing  unit, dan ada pendampingan. Sehingga secara tidak langsung, semua kegiatan di koperasi bisa terpantau selama 24 jam.
“Saya bagi  untuk unit masing-masing satu manager dan  ternyata itu efektif sekali,” cetusnya.
Karena keberhasilannya itulah, ia menuai banyak pujian. Baik dari rekan, anggota bahkan rektor. Ia berkisah, rektor sempat berkata “Pak Walid, kalau saya mempunyai jempol lima, saya kasih semua. Tapi karena hanya punya empat jempol, ya itu yang saya berikan (angkat jempol).”
“Itu guyonan pujian dari Pak Rektor. Alhamdulilah selama kepemimpinan kami, pak rektor sebagai pembina sangat antusias, sangat res-pek. Bahkan dalam RAT, beliau juga hadir, demikian juga pejabat Unnes yang lain.”
Tapi ia tak mau tinggi hati. Ia tetap merendah. “Barangkali itu karena saya menerapkanprinsip bahwa nguwongke (menghargai) karyawan itu sangat penting,” pungkasnya.
(Tono/Osli/Feti)

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: