Konsultasi LIFESTYLE Edisi 66 Maret 2011

Tak Suci Lagi

Pertanyaan :

Pak Ouys, orangtua saya sering menanyakan kapan saya menikah. Mereka bahkan juga memperkenalkan saya dengan anak laki-laki teman orangtua saya.

Mereka khawatir, karena sudah menginjak 30 tahun, namun saya belum terlihat berhubungan serius dengan laki-laki. Terus terang, saya patah hati karena mantan kekasih saya memutuskan menikah dengan orang lain, sementara keadaan saya sudah tidak perawan lagi. Saya kalut dan bingung. Bagaimana kelak saya mengatakan pada suami saya? Mohon bantuannya…

NV- Semarang

Jawaban :

NV, yang utama Anda lakukan adalah ”menyadari” dan ”berdamai” dengan keadaan. Kesadaran untuk menerima masa lalu yang menyakitkan akan sedikit menolong agar tidak menjadi lebih terpuruk. Karena upaya apapun tidak akan bisa merubah kondisi Anda. Jadi menurut saya, maafkan diri Anda dan masa lalu Anda, itu akan jauh lebih baik daripada Anda menyimpan dendam dan membalas rasa sakit hati. Oleh karena itu, NV yang baik, segeralah bangun dan hiasi hidup Anda dengan perbaikan diri. Sadari bahwa setiap orang memiliki kelemahan dan kelebihan. Kecantikan seorang wanita tidak terletak pada kecantikan fisik, segeralah insyaf, mohon ampunan dan petunjuk-Nya. Perbaikilah budi pekerti dan jadilah wanita yang sempurna. Kalau Anda menemukan laki-laki yang serius dan ingin menikahi Anda, berkatalah dengan sejujurnya mengenai keadaan Anda. Laki-laki yang baik akan melihat kondisi Anda saat ini, bukan pada masa lalu. Kalau dia menolak sekalipun, Anda tidak akan terlalu sakit hati. Yakinlah masih banyak laki-laki yang akan menerima Anda seutuhnya.

 

Frustasi Putus Cinta

Pertanyaan :

Yth. Bapak Ouys, saya kehilangan almarhum ayah sejak SMP. Saya merasa kehilangan sekali. Sejak saat itulah, saya mulai pacaran. Sampai jadi mahasiswa saat ini, sudah 7 kali pacaran dan semua putus di tengah jalan. Sekarang, saya sangat membutuhkan pasangan hidup segera, karena malu. Teman-teman banyak yang sudah bertunangan bahkan menikah. Sedih rasanya, tiap saya pulang (saya kos di luar kota), Ibu sering menanyakan siapa pasangan saya sekarang. Padahal saat ini saya sedang sendiri dan malas membuka hati untuk laki-laki. Bapak yang bijak, saya pengen sekali ketemu almarhum bapak. Mungkin itu bisa jadi satu-satunya jalan terbaik. Saya benar-benar berharap. Saya merasa jenuh, capek, puyeng, menyerah dan merasa tidak sanggup lagi. Terimakasih.

Uti –Solo.

Jawaban :

Yang terkasih Uti di Solo, saya bisa memahami perasaan Adinda. Sebuah kehidupan ibarat tasbih. Berawal dan berakhir pada tempat yang sama. Bukan tasbih kalau satu butir, bukan kehidupan kalau hanya memiliki satu dimensi kehidupan. Kehidupan akan indah jika melewati untaian suka, duka, derita, bahagia, gembira, gagal, sukses, pasang dan surut. Untuk melewati itu semua, dibutuhkan sebuah keberanian, kesabaran, kekuatan dan perjuangan untuk terus meniti, berjalan dan mendaki. Sebab seperti tasbih yang melingkar, kehidupan pun juga demikian. Adinda adalah wanita yang luar biasa, di usia yang relatif muda diberikan ujian yang besar. Saya yakin Adinda sedang diuji untuk dipersiapkan Tuhan menjadi wanita yang tegar dan luar biasa. Oleh karena itu fokuslah pada studi yang tinggal selangkah lagi. Ayah akan bahagia dan tersenyum saat Adinda lulus kuliah tanpa kehadirannya. Saat Adinda selesai kuliah dan bekerja. Percayalah almarhum akan jauh lebih tenang di alam sana apabila Adinda mensyukuri hidup yang Tuhan berikan kepada Adinda. Optimis dan sabar, suatu waktu Tuhan akan mempertemukan Adinda dengan seorang pria sejati yang akan menjadi pendampingmu hidupmu kelak. Amiin.

 

Posted by on Mar 25th, 2011 and filed under Konsultasi. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response by filling following comment form or trackback to this entry from your site

Leave a Reply

Refresh Image
*