From Minus to Hero

Boleh dibilang tak banyak yang mengenal Eko Edi Susanto S. Kep Ns, sebelumnya. Tapi sekarang khususnya masyarakat Kendal, Pekalongan dan sekitarnya yang berkecimpung dalam dunia Valas, pasti mengenalnya. Karena ia memang salah satu dari sekian deret orang yang boleh dibilang sukses di bidang usaha ini.
Hal ini berkat usaha dan perjuangannya yang ulet, tekun dan tidak mengenal lelah serta tak kenal menyerah dalam menggapai cita-citanya, sehingga dosen Akper Al Kautzar Temanggung yang sejak tahun 2007  menggeluti usaha di bidang Valas, berhasil.  Itu sebabnya ia yang kini sudah bisa menikmati hasil jerih payahnya, bahkan bisa dibilang lebih dari cukup, punya obsesi ingin mendirikan Panti Asuhan karena dirinya merasa bahwa hidupnya harus bisa berguna/ bermanfaat untuk orang lain.
Namun sebetulnya alasan yang mendorongnya bergerak dalam usaha yang kini mengantarkannya sukses tidak bisa dilepaskan dari  rasa penasaran akibat pernah ditipu oleh sebuah biro usaha investasi yang menjanjikan bunga 30 persen setiap bulan. Namun malah ujung-ujungnya uangnya dibawa kabur.
Berangkat dari situ ayah dari Aufa Haris Pradana dan Nesya Aulia Pradani lantas belajar tentang jual beli valas lewat apapun, termasuk internet. Ia juga sering mengikuti diskusi dengan para pemain valas dan tak pernah bosan belajar dari warnet hingga larut pagi. Itu dijalani setiap hari.
Hanya saja untuk mengenal lebih dekat soal valas, memang perlu waktu. Karena itu setelah dirasa cukup, lantas  ia mencoba berusaha.
Pengalaman pahit pun ia cecap.  Setelah mencoba, bukannya berhasil, tapi sampai-sampai laptop dan perhiasan habis terjual, termasuk perhiasan orang tua. Istilahnya, ia pernah habis-habisan. Tetapi ia tak patah arang dan justru semakin penasaran ingin terus berusaha hingga akhirnya benar-benar berhasil dan bisa menjinakkannya.
Diakuinya, keberhasilan itu, tak lepas dari doa. Ia selalu melakukan sholat tahajud, sholat dhuha dan selalu minta restu dari orang tua.
Berangkat dari situlah akhirnya usahanya menjadi berkah.  Semula ia mengontrak rumah, akhirnya bisa membeli rumah yang dulu pernah dikontraknya.  Dan tentu saja, tercukupi secara finansial.
“Karena pernah ditipu bahkan pernah habis-habisan inilah, bahkan orang tua juga sempat melarang agar tidak berusaha di bidang itu. Tetapi saya nekad dan larangan dari orang tua itu juga wajar, karena sebagai orang tua tentu tidak mau kalau anaknya sampai jatuh lagi dalam usaha. Namun karena saya punya tekad dan mau maju serta kerja keras, akhirnya bisa berhasil.”
“Jadi kalau mengingat-ingat kisah perjuangan perjalanan saya dalam meraih keberhasilan, yang dimulai sekitar tahun 2007, bukan lagi berangkat dari nol, tetapi benar-benar berangkat dari minus (artinya memang sudah tak punya apa-apa) untuk meraih/ menuju keberhasilan itu (from minus to hero),” tambah suami Budi Sugi Indarhati, Am.Keb .
“Karena itu dengan keberhasilan ini selain bisa membangun sebuah usaha yaitu umrah murah sebagai ibadah lewat bendera Jafisa Trade Center dengan biaya murah, juga mengadakan diklat atau kursus tentang pendidikan  valuta asing. Dalam pendidikan ini mendapatkan fasilitas antara lain; Modul Belajar, Software Trading, Sertifikat Mengikuti Pelatihan, Pertemuan Formal 8 kali @ 3 jam, Coffee break, Konsultasi gratis selamanya dan  tempat belajar di Wisma JTC”.
“Jadi apabila waktu anda belum digunakan secara maksimal, JTC menawarkan sebuah bisnis yang bisa dilakukan dimana saja, kapan saja tanpa harus meninggalkan pekerjaan, yaitu sebuah bisnis perdagangan/jual beli mata uang asing yang menggunakan sistem dan teknologi,” kata pria yang punya obsesi membangun sebuah panti asuhan (PA) anak-anak sekaligus Ponpes ini.
Menurutnya, tidak ada sesuatu yang sulit kalau kita benar-benar tekun mau mempelajari tentang perdagangan mata uang asing ini. Pertama, kuasai dulu ilmunya, yang kedua harus berani. Dan ketiga, jika sudah yakin benar, perlu total dalam trading, artinya berani modal. Dengan demikian bisa berhasil.
“Semua memang perlu waktu, setidaknya 3 tahun. Oleh sebab itu butuh waktu untuk belajar di lapangan, sementara kebanyakan orang terjun ke bisnis ini kan kadang cuma memikirkan untung sesaat dengan cepat saja, tidak memikirkan resikonya. Inilah yang sering membuat orang jatuh. Oleh sebab itu saya sering bertanya kepada peserta didik, mempunyai alasan apa ikut diklat sebelum proses pendidikan dan latihan itu dimulai.”
“Kalau untuk mencari ilmu dulu  bolehlah, tetapi kalau untuk cepat menjadi kaya, lebih baik jangan. Karena ini memang perlu waktu, tidak bisa instan. Oleh sebab itu pada umumnya orang yang bermain valas cepat jatuh karena ingin cepat untung dan mendadak bisa kaya,” paparnya.                 Tono

www.simplesharebuttons.comBerbagi dengan teman ...Facebook9Google+0Twitter1tumblrPinterest0LinkedIn0

One Response to From Minus to Hero

  1. Subkhan Khamidi

    From Minus to Surplus aja pak ( pas akhiran kedua suku katanya )

    Reply

Leave a Response

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Refresh Image

*

You may use these HTML tags and attributes: